Dunia kehilangan seorang Pemimpin Besar



Masyarakat Dunia kehilangan seorang Pemimpin Besar. Mantan Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher meninggal dunia akibat stroke, Senin (8/4). Bagi Perdana Menteri Inggris saat ini David Cameron, Thatcher adalah seorang Perdana Menteri yang hebat, seorang pemimpin besar yang tidak hanya memimpin Inggris tapi juga menyelamatkan negara itu. Margaret Thatcher merupakan satu-satunya wanita yang pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Inggris.

Semasa pemerintahannya,Thatcher dikenal sebagai perempuan tangguh yang suka berbicara blak-blakan – memimpin Partai Konservatif melalui tiga kemenangan pemilu dari 1979 hingga 1990. Ini adalah masa jabatan tanpa henti yang terlama Perdana Menteri Inggris sejak awal abad ke-19. Thatcher juga dikenal sebagai Wanita Besi karena ketangguhan pribadi dan politiknya. 

Thatcher adalah seorang konservatif yang keras, yang menggalang dukungan dari serikat-serikat pekerja, menghapus banyak subsidi pemerintah, dan memberikan peran yang lebih besar kepada perusahaan swasta. 

Dalam otobiografinya, Thatcher mengatakan pencapaian utamanya sebagai perdana menteri adalah mengubah kebijakan Inggris dari apa yang disebutnya sosialisme lunak (soft socialism) menjadi masyarakat yang mendukung pasar bebas.

Margareth Thatcher menjadi lebih di kenal dunia karena memimpin Inggris melalui perang tahun 1982 melawan Argentina menyangkut
Kepulauan Falkland. Ia menentang keras integrasi Eropa, dan membangun hubungan khusus yang erat dengan Presiden Amerika Ronald Reagan yang membantu mendorong kejatuhan komunisme di Soviet. Sebagai Perdana Menteri, Thatcher memutuskan untuk mengirim pasukan Inggris ke Falkland dan mengusir pasukan Argentina yang menduduki pulau itu. Setelah melalui pertempuran yang banyak menelan korban jiwa dan materi berupa peralatan perang, Inggris akhirnya berhasil merebut Kepulauan Falkland.

Mantan Perdana Menteri Margareth Thatcher juga dikenal sebagai seorang yang memegang teguh kebebasan dan kemerdekaan. Hal ini juga yang dia tunjukkan saat mengutuk invasi Irak ke Kuwait tahun 1990. Berdampingan dengan Presiden AS George Bush dalam pertemuan di Amerika Serikat, Thatcher tidak ragu-ragu untuk meminta tindakan militer jika diperlukan untuk menghentikan pemimpin Irak Saddam Hussein. Bagi mantan presiden Uni Soviet Mikhail Gorbachev yang pertama kali bertemu dengan Thatcher pada tahun 1984, Thatcher adalah seorang politikus besar dan kata-katanya membawa beban berat. Menurutnya, pertemuan pertama mereka itu merupakan awal dari hubungan mereka yang kadang-kadang sulit, tidak selalu mulus, tapi serius, dan bertanggung jawab bagi mereka berdua.

Di mata presiden Komisi Eropa Jose Manuel Barroso, Thatcher adalah perempuan negara yang besar dan akan dikenang karena kontribusinya untuk proyek Uni Eropa. Thatcher menandatangani Single European Act, dan membantu mewujudkan pasar tunggal Eropa. Mantan Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher kini telah tiada. Dia adalah seorang pemimpin dunia yang akan selalu dikenang




Dari beberapa kawasan di dunia, Argentina dan Kepulauan Falkland mungkin adalah yang paling merasakan pengaruh mendiang Margaret Thatcher. Sebab, di masa pemerintahan Thatcher-lah Inggris dan Argentina terlibat perang Falkland.

Dan, wafatnya si "Perempuan Besi" mendapat tanggapan berbeda di kedua tempat itu. Di Argentina, sebagian warga negeri itu merasa kecewa karena Thatcher tak pernah diadili untuk apa yang mereka sebut sebagai kejahatan perang di Kepulauan Falkland atau Malvinas.

Miguel Lopez, seorang warga Argentina, mengatakan masih merasa sedih dengan kematian 649 tentara Argentina di Falkland dalam perang selama 74 hari (bukan tahun, red) itu.

"Saya masih merasakan kemarahan itu saat ini," kata Lopez.

Sementara warga lainnya, Domenico Gruscomagno (71), menyambut gembira kematian Thatcher.

"Syukurlah perempuan jahat itu sudah mati," ujarnya.

"Dia perempuan yang menjijikkan. Dia mengobarkan perang demi memenangi pemilu," tambah Domenico.

Sementara itu, Ketua Pusat Veteran Perang Malvinas, Mario Volpe, menyayangkan Thatcher meninggal dunia tanpa pernah dihukum atau diadili.

"Setidaknya dia tidak akan diingat sebagai orang yang menyumbangkan sesuatu untuk perdamaian," ujarnya.

"Saya selalu berpikir dia tidak akan pernah memutuskan untuk menenggelamkan General Belgrano karena kami sedang mempertimbangkan untuk menghentikan perang," tambah dia.

Kapal perang General Belgrano ditenggelamkan Inggris dan mengakibatkan 323 pelaut Argentina tewas. Padahal, pada waktu yang sama Organisasi Negara-negara Amerika tengah mempersiapkan rencana perdamaian untuk mengakhiri perang.

Volpe menambahkan, keputusan Thatcher menenggelamkan Belgrano membuatnya berada di level yang sama dengan diktator Argentina, Leopoldo Galtieri, yang memerintahkan perebutan Falkland.


Sumber : 
Sky News , KOMPAS.com

Editor : 
gw . . . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar